Bantahan Prabowo atas Issue Kudeta 22 Mei 1998 - POJOKCERITA

Saturday, November 11, 2017

Bantahan Prabowo atas Issue Kudeta 22 Mei 1998

Dalam buku berjudul "Prabowo, dari Cijantung Bergerak ke Istana" karya Femi Adi Soempeno yang diterbitkan oleh Penerbit Galangpress cetakan tahun 2009, dituliskan kisah Prabowo saat menghadap BJ Habibie pasca mundurnya Soeharto sebagai Presiden RI. Jika tuduhan kudeta lengket pada sosok Soeharto saat menerima Supersemar dari Soekarno pada tahun 1966, issue yang sama terjadi pada diri Prabowo yang dituduh berniat menggulingkan kekuasaan BJ Habibie. Namun Prabowo membantahnya.

Ketika hendak menghadap BJ Habibie, sebelum masuk ruangan, Prabowo menyerahkan senjatanya. "Aturannya memang begitu sehingga saya bukan dilucuti tetapi perwira yang tahu aturan" katanya. Menurut Prabowo, di kediaman Habibie, ia berbuat menurut prosedur resmi. Ia menanggalkan senjata di depan pintu. "Jangankan menghadap presiden, wong menghadap komandan kompi saja, senjata harus dicopot," ujarnya. "Tapi saya diinformasikan akan mengadakan kudeta. Informasi itu keliru. Saya percaya ada kelompok tertentu yang menginginkan saya menjadi kambing hitam untuk menutupi keterlibatan mereka (dalam drama kerusuhan 13-14 Mei)," ungkapnya. Ia menegaskan bhong besar berita yang menyatakan ia hendak mengancam Habibie. "Jujur saja, kalau memang saya ingin, bisa saja. Jangan meremehkan pasukan Kopassus tempat saya dibesarkan," tandasnya.

Setelah ijin diberikan, ia memasuki ruangan Habibie dan memeluknya. Saat itulah ia berdialog dengan Habibie dalam bahasa Inggris. Ia bertanya pada Habibie, "Sir, did you know I was going to be replaced today ?". "Yes, yes, yes...," begitu jawab Habibie. "Your father-in-law asked me to replace you. It's best. If you resign from the army, I'll make you ambassador to the United States." Sontak Prabowo kaget sambil bergumam, "My God, what is this ?. In my mind, (Habibie) was still at the time fond of me but he was being fooled..."  

Tak lama, kemudian Prabowo segera meninggalkan tempat Habibie dan menemui KSAD Jenderal Soebagyo HS. Dalam perjalanan ia bertemu sejumlah perwira militer sahabatnya. Tanpa diminta mereka beramai-ramai menyatakan tekad, "Jangan khawatir, kita lawan perintah (Habibie) tersebut." Tapi Prabowo tidak menggubris mereka.

Prabowo juga bertemu Mayjen Muchdi PR, Komandan Jenderal Kopassus yang sama-sama akan digeser dari jabatannya. Menurut Prabowo, mereka berdua sepakat rela digeser namun memohon agar diberi waktu untuk bisa menumbuhkan persepsi positif di masyarakat bahwa pergantian Pangkostrad itu tetap dikesankan sebagai pergantian biasa. Namun usulan yang disampaikan melalui Soebagyo tidak digubris Wiranto. Prabowo memperoleh kabar dari Soebagyo bahwa Wiranto tidak mau ada penundaan pergantian Pangkostrad. "Wiranto mengatakan bahwa penggantian Pangkostrad harus terjadi hari itu juga," tutur Prabowo.

Akhirnya karier militer Prabowo harus terhenti hanya sampai bintang 3 (tiga) saja. Karier ini ditutup pada usia 47 tahun atau setelah 11 tahun karierinya melesat mendahului rekan-rekan seangkatannya. Meski Habibie pernah menjanjikan bintang 4 (empat) dan dipromosi menjadi Pangab namun itu hanya menjadi mimpi yang hanya bisa didekap saja. Prabowo dicopot dari jabatan Panglima Kostrad, 1 (satu) hari setelah Soeharto lengser. Ia dimutasi menjadi Komandan Sesko ABRI sebelum akhirnya pensiun dini.

Prabowo Subianto

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda