‘Tembok Ratapan’ di Gedung Jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung - POJOKCERITA

Wednesday, November 6, 2019

‘Tembok Ratapan’ di Gedung Jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung

Entah siapa yang pertama kali memperkenalkan dan mempopulerkan istilah ‘Tembok Ratapan’ ini karena sejak masuk di kampus tersebut pada tahun 1994 sampai lulus, saya belum pernah mendengarnya.

Mendengar kata Tembok Ratapan, kita tentu akan terbawa pikirannya pada Jerusalem dimana tempat itu telah menjadi tempat suci bagi umat Yahudi yang dibangun di masa Nabi Sulaiman. Namun mendengar Tembok Ratapan di kampus ITB (Institut Teknologi Bandung) tentu saja menjadi hal yang sangat aneh dan tak lazim.

Merunut pada metode kuliah tingkat pertama yang dulu pernah saya alami dimana semua mahasiswa baru diharuskan melewati masa TPB (Tahapan Persiapan Bersama) maka masa-masa itu menjadi salah satu masa terberat yang harus dilalui bagi mahasiswa ITB. Salah satu mata kuliah yang harus dilewati adalah Fisika Dasar dimana mata kuliah ini menjadi sebuah momok yang sangat menakutkan. Entah bagi mereka yang memiliki dasar-dasar pendidikan Fisika yang cukup dari SMA, namun bagi saya, melewati mata kuliah wajib yang satu ini cukup memeras otak serta perjuangan mental yang tak mudah.

Atas dasar tingkat kesulitan yang tinggi maka menjadi hal yang lumrah jika jumlah mahasiswa yang mampu meraih nilai A pada mata kuliah Fisika Dasar ini terbilang minim. Kenangan manis tentu akan diraih jika saat membaca pengumuman hasil ujian yang terpampang di papan pengumuman yang tertempel di balik kaca transparan yang ada di Jurusan Fisika ini sesuai dengan harapan. Memperoleh nilai A akan menjadi sebuah kebanggaan dan kebahagiaan tiada tara. Namun sebaliknya, jika menemukan nama kita dengan nilai yang tidak sesuai harapan (D atau E), munculah rasa sedih disertai ratapan ‘tangis’ yang mendalam. Mungkin karena saking dominannya mahasiswa TPB harus menerima kenyataan pahit melihat hasil nilai yang jeblok maka di lokasi tempat papan pengumuman itu berada kemudian disebut dengan ‘Tembok Ratapan’.

Bagi Anda yang ingin bernostalgia mengunjungi tembok tersebut, Anda dapat menuju bangunan Jurusan Fisika ITB (berdekatan dengan Jurusan Teknik Sipil). Tepat di lorong yang lantainya menggunakan marmer jaman dulu (motif kotak-kotak kecil) yang jika arah mata tertuju ke lantai sambil berjalan bakal membuat kepala ‘berkunang-kunang’, maka di situlah lokasi ‘Tembok Ratapan’ berada.

Sampai saat ini (paling tidak ketika saya menyusuri lorong tersebut di tahun 2019), papan pengumuman kaca yang berisi informasi akademik Jurusan Fisika itu masih ada. Tentu saja kita tidak perlu lagi melakukan ‘ratapan’ di tembok itu karena peristiwanya sendiri telah menjadi sebuah kenangan yang begitu lama ditinggalkan.

Fisika ITB

Fisika ITB

Fisika ITB

Fisika ITB

Fisika ITB

Fisika ITB

Fisika ITB

Fisika ITB

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda