Curug Sigay, Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung - POJOKCERITA

Wednesday, December 4, 2019

Curug Sigay, Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung

Umumnya sebuah curug atau air terjun berada di suatu lokasi yang jauh dari perkampungan penduduk, misalnya di tengah hutan yang kanan kirinya ditumbuhi berbagai macam pepohonan lebat dan dikelilingi tebing bebatuan terjal.

Namun tidak demikian dengan air terjun yang satu ini : Curug Sigay. Lokasinya tidak berada di lokasi terpencil namun justru berlokasi tepat di balik sebuah perkampungan padat penduduk di Babakan Nagawir RT 04 RW 06, Geger Arum Baru, Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung.

Meskipun sudah diberikan alamat yang jelas namun tidak mudah untuk dapat menyusuri jalanan sampai tempat yang dimaksud karena aksesnya tidak dapat ditembus dengan kendaraan roda 2 (dua), apalagi roda 4 (empat). Kita harus banyak bertanya kepada penduduk sekitar agar mampu melewati lorong gang sepanjang kompleks perumahan penduduk setempat sebelum pada akhirnya bisa sampai di lokasi curug. Tenang aja, warga di sana ramah-ramah koq, jadi tak perlu ragu untuk selalu bertanya kepada penduduk lokal.

Dari penelusuran sejarah diketahui bahwa saat terjadi letusan Gunung Tangkubanperahu 55.000 tahun lalu, lava yang keluar dari perut bumi dengan suhu mencapai 10.000 derajat Celcius mengalir sepanjang Cibereum dan Cihideung hingga sampai di lokasi Curug Sigay berada.

Air terjun dengan ketinggian mencapai sekitar 15 (lima belas) meter ini disebut Curug Sigay yang berasal dari kata “sigay” (bahasa Sunda) yang berarti sebuah tangga panjang yang terbuat dari bambu untuk keperluan mengambil kawung atau enau.

Meskipun curug ini memiliki potensi dijadikan sebagai objek wisata komersial namun diperlukan adanya penataan ulang yang serius dan tertata agar menarik minat para traveler. Saat kedatangan saya ke sana di bulan Oktober 2019, kondisi curug tidak begitu bersih akibat masih adanya tumpukan sampah yang menyangkut di bawah curug. Air curug yang cenderung kotor juga menyebabkan kurang enak untuk dilihat, apalagi dijadikan tempat berbasah-basah. Beberapa warga hanya terlihat memanfaatkan kolam curug di bawah sebagai tempat memancing ikan.

Bagi Anda yang penasaran melihat air terjun ini, mulailah berjalan masuk ke dalam lokasi Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sampai menemukan Gelanggang Olahraga Bumi Siliwangi. Nah di sudut seberang belakang terdapat gang kecil yang diberi pagar besi agar sepeda motor tidak bisa keluar masuk (namun masih bisa dilewati badan manusia, asal jangan terlalu gemuk…he…he…he…). Setelah lolos dari pintu berpagar besi itu, susuri lorong gang sepanjang padatnya perumahan penduduk di sana. Setelah melewati lorong berlika-liku, Anda akan mendapati sebuah curug “kecil” namun bukan ini yang dimaksud Curug Sigay. Anda mesti menuruni lagi gang tersebut dan pada akhirnya sampailah di lokasi yang sesungguhnya. Lokasinya tepat di balik gang sempit yang terhimpit rumah-rumah yang berdiri tak beraturan. Anda bisa langsung turun ke bawah tanpa perlu membayar sepeser pun karena curug ini belum dikelola secara komersial.

Meski tidak terlalu indah dilihat karena kondisinya yang memprihatinkan dan debit air yang tidak terlalu besar namun ada kepuasan tersendiri saat bisa menemukan lokasi ini setelah melalui lorong-lorong gang berliku sepanjang kompleks perumahan penduduk yang begitu padat dan tak mudah diingat arahnya. Ketika maghrib mulai datang, saya melangkahkan kaki untuk kembali menuju jalan besar di depan kampus UPI guna menuju ke basecamp saya di rumah saudara di Cibeunying Kidul, Kota Bandung. Tenaga harus disimpan dengan baik karena esok hari akan dimulai sebuah petualangan lain yang cukup nekad dalam menjajal jalur pendakian sebuah gunung stratovolcano di daerah perbatasan Bandung dan Sumedang.

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

curug sigay

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda