Pada Saat Shalat pun, Setan Berusaha Menganggu Manusia - POJOKCERITA

Monday, August 3, 2020

Pada Saat Shalat pun, Setan Berusaha Menganggu Manusia

Tidak dapat dipungkiri bahwa selain diberikan tenggang bagi iblis, jin, setan, dan bala tentaranya untuk menggoda umat manusia sampai hari kiamat tiba, mereka juga diberi kesempatan mengganggu manusia mulai dari sejak kecil sampai maut menjelang, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.

Begitu gigihnya jin dalam menggoda manusia, pada saat shalat pun yang notabene-nya merupakan waktu dimana manusia sedang melakukan ibadah untuk mendekatkan kepada-Nya, ia ikut hadir di sana dalam upaya menggagalkan ke-khusuk-an ibadah hamba-Nya. Bahkan hal ini pernah terjadi saat Nabi SAW sedang melaksanakan shalat. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Ifrit dari bangsa jin semalam mendatangiku dengan tiba-tiba (atau melompat di hadapanku) -atau Nabi mengucapkan kalimat yang semisal ini- untuk memutus shalatku. Maka Allah menjadikan aku dapat menguasainya. Semula aku ingin mengikatnya pada salah satu tiang masjid sehingga di pagi hari kalian semua bisa melihatnya. Namun aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman, ia pernah berdoa, 'Wahai Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan (kekuasaan) yang tidak pantas didapatkan oleh seorang pun setelahku.' Maka Allah mengusirnya dalam keadaan hina” (HR Al-Bukhari No. 4808, Muslim No. 541 dari Abu Hirairah ra).

Abu Ad-Darda ra pernah juga mengabarkan: “Rasulullah SAW berdiri untuk mengerjakan shalat. Kami mendengar beliau berkata: “Aku berlindung kepada Allah darimu.” Kemudian berkata 3 (tiga) kali: “Aku melaknatmu dengan laknat Allah.” Beliau membentangkan tangannya seakan-akan menangkap sesuatu. Ketika beliau selesai shalat, kami bertanya: “Wahai Rasulullah, kami tadi mendengarmu mengucapkan sesuatu di dalam shalat yang sebelumnya kami belum pernah mendengar engkau mengucapkannya dan kami melihatmu membentangkan tanganmu.” Beliau menjawab: “Sesungguhnya musuh Allah, Iblis, datang dengan bola api yang hendak dia letakkan pada wajahku. Aku katakan, “Aku berlindung kepada Allah darimu”, tiga kali. Kemudian aku berkata: “Aku melaknatmu dengan laknat Allah yang sempurna yang pantas untuk engkau dapatkan”, 3 (tiga) kali. Lalu aku ingin menangkapnya. Demi Allah, seandainya bukan karena doa saudara kami Sulaiman niscaya ia menjumpai pagi hari dalam keadaan terikat hingga dapat dipermainkan oleh anak-anak Madinah.”

Suatu ketika Rasulullah SAW sedang mendirikan shalat lalu didatangi setan. Beliau memegangnya dan mencekiknya. Beliau bersabda: “Hingga tanganku dapat merasakan lidahnya yang dingin yang menjulur diantara 2 (dua) jariku: ibu jari dan yang setelahnya” (HR Ahmad, 3/82-83 dari Abu Sa'id Al-Khudri).

Diriwayatkan dari 'Utsman bin Abil 'Ash ra, ia berkata: “Wahai Rasulullah, setan telah menjadi penghalang antara diriku dan shalatku serta bacaanku.” Beliau bersabda, “Itulah setan yang bernama Khanzab. Jika engkau merasakannya maka berlindunglah kepada Allah darinya dan meludahlah ke arah kiri 3 (tiga) kali.” Aku pun melakukannya dan Allah telah mengusirnya dari sisiku” (HR Muslim No. 2203 dari Abul 'Ala). Dari keterangan ini dapat diambil pelajaran bahwa apabila seseorang merasa was-was pada saat shalat hendaklah ia meludah (meniup dengan sedikit ludah) ke kiri 3 (tiga) kali dan ber-ta'awwudz sebanyak 3 (tiga) kali juga.

Dari beberapa hadits di atas dapat kita fahami bahwa iblis pun berusaha mendatangi dan menggoda manusia pada saat melakukan shalat. Mereka tidak peduli sama sekali bahwa saat itu manusia sedang menghadap Rabb-Nya. Termasuk dalam perkara wudhu yang dilakukan sebelum shalat, setan akan senantiasa membisikkan rasa was-was tersebut, misalnya dalam bentuk ketidakmantapan setelah wudhu selesai dilaksanakan.

Demikianlah perjuangan panjang dari setan yang tak henti memusuhi manusia sehingga diupayakan agar kita senantiasa pula membentengi diri dari pengaruh jahat mereka (meski menjadi sebuah perjuangan yang tak mudah tentunya). Jika setan tidak menyerah menggoda manusia maka kita pun harus berusaha membuat benteng pertahanan yang kokoh. Wallahua'lam.

Referensi :
Majalah Asy Syariah Vol. II/No.23/1427H/2006

shalat

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda