Kisah Cinta Kapten Pierre Tendean ; Gugur Sebelum Hari Pernikahan - POJOKCERITA

Monday, September 5, 2022

Kisah Cinta Kapten Pierre Tendean ; Gugur Sebelum Hari Pernikahan

Kisah pemberontakan G30S PKI menyisakan sejarah kelam dalam perjalanan bangsa Indonesia. Salah satu perwira TNI yang harus meregang ajal adalah Kapten Pierre Tendean yang pada saat kejadian menjabat sebagai Ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution.

Namun masih banyak yang belum mengetahui bahwa kematian Pierre tendean telah menyebabkan hancurnya hati dan batin seorang wanita bernama Nurindah Rukmini Chamim. Siapakah wanita yang satu ini ?.

Rukmini adalah seorang wanita putri sulung keluarga Chamim yang tinggal di Medan. Perkenalan Rukmini dengan Pierre terjadi saat Pierre menjabat sebagai Komandan Zeni Kodam II. Tidak berselang lama sejak pertemuan, mereka harus terpisahkan oleh jarak yang cukup jauh karena Pierre harus menempuh pendidikan intelijen di Bogor.

Selain dipisahkan oleh jarak, hubungan mereka tidak direstui orang tua karena adanya perbedaan keyakinan. Rukmini adalah gadis berdarah Jawa asal Yogyakarta yang berasal dari keluarga muslim. Meski demikian Pierre tetap berusaha menemui Rukmini pada setiap libur tugas. Pada akhirnya, Pierre bersedia melanjutkan hubungan lebih serius dengan Rukmini dengan cara mengubah keyakinannya. Hingga saat diangkat sebagai Ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution, Pierre memantapkan niatnya untuk menikahi Rukmini dengan menemui orang tua Rukmini. Ia secara resmi melamar pujaan hatinya pada tanggal 31 Juli 1965, artinya selang beberapa bulan sebelum pemberontakan G30S PKI meletus. Apabila tidak terjadi peristiwa memilukan itu, sedianya mereka akan melangsungkan pernikahan di bulan Desember 1965. Dengan demikian, hari lamaran itu tanpa mereka sadari merupakan hari terakhir perjumpaan mereka. Pada tanggal 30 September 1965, Pierre Tendean gugur dalam menjalankan tugasnya melindungi keluarga Jenderal Abdul Haris Nasution. Ibunya yang berada di Kota Semarang shock mendengar kabar kematian anaknya.

Dikisahkan bahwa pada saat 30 September 1965 malam, Pierre tengah menjalankan piket di ruang belakang dari rumah Jenderal Abdul Haris Nasution. Ia terbangun karena mendengar suara tembakan. Pasukan liar G30S PKI mengira bahwa Pierre adalah sang jenderal karena kondisi rumah yang gelap. Pierre kemudian harus tewas di tangan pemberontak dan guna menghargai jasa-jasanya, ia diberi gelar Pahlawan Revolusi berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 111/KOTI/Tahun 1965.

Akibat peristiwa yang memilukan itu, sejak Rukmini hadir dalam acara pemakaman Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 Oktober 1965, sampai 7 (tujuh) tahun berikutnya, ia tidak bisa melepas bayang-bayang Pierre dan sulit menerima kehadiran pria lain. Bisa jadi dalam sepanjang hidupnya pun, cinta Rukmini yang abadi hanya untuk Pierre. Rr. M. CH. A. Nurindah Rukmini Chamim meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 2019 dalam usia 72 tahun di Klaten, Jawa Tengah.

Pierre Tendean


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda